Header Ads

Seo Services

7 Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara Yang Menarik Untuk Diketahui

Prasasti adalah salah satu sumber kuat yang bisa dijadikan bukti bahwa sebuah kerajaan pernah berdiri di masa lalu, dan lewat prasasti juga bisa diperkirakan kapan kerajaan tersebut mulai didirikan dan kapan kerajaan tersebut mulai runtuh.

Kerajaan Tarumanegara adalah salah satu kerajaan di Indonesia yang menarik ditelusuri jejaknya, dimana lewat prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara, diketahui Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia.

Selain itu, lewat prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara, juga diketahui bahwa Tarumanegara dibangun oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 258 Masehi. Lantas, prasasti apa saja yang merupakan peninggalan kerajaan Tarumanegara? berikut ulasannya.

1. Prasasti Kebon Kopi

Prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara yang pertama adalah prasasti Kebon Kopi yang ditemukan oleh para penebang hutan pada abad ke-19 di Muara Hilir (sekarang desa Ciaruteun Ilir, kecamatan Cibungbulang, Bogor).

Yang unik dari prasasti ini yaitu adanya lukisan tapak kaki gajah yang diartikan atau disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata yaitu hewan tunggangan Dewa Wisnu.

Prasasti yang sampai sekarang masih berada di tempat pertama kali ditemukan ini dipahat di bidang batu besar dengan bertuliskan aksara Palawa dan bahasa Sansekerta dalam bentuk seloka yang diapit sepasang pahatan telapak kaki gajah.

2. Prasasti Tugu

Prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara yang kedua adalah Prasasti Tugu, yang ditemukan di Batutumbu, desa Tugu, Bekasi. Tapi sekarang prasasti ini disimpan dan dapat dilihat di salah satu Museum di Jakarta.

Prasasti ini menyebutkan bahwa Rajadirajaguru melakukan pengalian sungai Candrabaga dan pengalian sungai Gomati oleh Purnawarman sepanjang 6112 tombak (12 km) pada tahun ke 22 masa pemerintahannya.

Pengalian sungai tersebut adalah upaya untuk menghindari bencana banjir yang sering melanda pada masa pemerintahan kerajaan Tarumanegara, selain itu, kekeringan di musim kemarau juga salah satu bencana yang juga sering terjadi waktu itu.

Bentuk prasasti ini bulat seperti telur dengan tinggi kurang lebih 1 meter, dimana tulisannya mengunakan aksara Palawa dan bahasa Sansekerta yang disusun dalam lima baris membentuk metrum anustubh.

3. Prasasti Cidanghiyang (Prasasti Lebak)

Selanjutnya adalah prasasti Cidanghiyang atau terkadang juga disebut prasasti Lebak ditemukan di tepi sungai Cidanghiang di desa Lebak, kecamatan Munjul, kabupaten Pandeglang, Banten pada tahun 1947.

Prasasti ini berisi 2 baris kalimat yang berbentuk puisi yang ditulis dengan huruf Palawa dan bahasa Sansekerta, dimana kalimat-kalimat pada prasasti tersebut mengagung-agungkan keberanian raja Purnawarman.

4. Prasasti Jambu (Prasasti Pasir Koleangkak)

Prasasti Jambu atau kadang juga disebut prasasti Pasir Koleangkak ditemukan pertama kali pada tahun 1854 di sebuah perkebunan Jambu di bukit Koleangkak, tepatnya sekitar 30 km sebelah barat Bogor.

Sama dengan prasasti peningalan kerajaan Tarumanegara lainnya, prasasti inipun mengunakan bahasa Sansekerta dan huruf Palawa yang isinya memuji keagungan dan kehebatan pemerintahan raja Purnawarman.

5. Prasasti Ciaruteun (Prasasti Ciampea)

Prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara selanjutnya yaitu prasasti Ciaruteun atau kadang juga disebut prasasti Ciampea, dimana prasasti ini ditemukan pada tahun 1863 di tepi sungai Ciarunteun dekat muara sungai Cisadane di Bogor.

Prasasti ini juga mengunakan huruf Palawa dan bahasa Sansekerta yang terdiri 4 baris kalimat, selain tulisan tersebut, di prasasti ini juga terdapat sebuah pahatan seperti laba-laba dan sepasang telapak tangan raja Purnawarman.

Sampai sekarang prasasti ini masih berada ditempat pertamakali ditemukan, adapun salinannya bisa dilihat di Museum Sejarah Jakarta.

6. Prasasti Pasir Awi

Prasasti Pasir Awi ditemukan pada tahun 1864 di lereng selatan bukit Pasir Awi, kawasan hutan perbukitan Cipamingkis, Sukamakmur, Kabupaten Bogor.

Prasasti ini tidak banyak mengungkap tentang keberadaan kerajaan Tarumanegara, pasalnya, prasasti ini hanya berisi pahatan gambar dahan dengan ranting dan dedaunan, buah-buahan, dan sepasang telapak tangan.

7. Prasasti Muara Cianten

Prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara yang terakhir yaitu Prasasti Muara Cianten, dimana prasasti ini berada di tepi sungai Cisadane dekat dengan muara Cianten. Prasasti yang dipahat di batu besar berukuran 2.70 x 1.40 x 140 m3 ini ditemukan pada tahun 1864.

Hampir sama dengan prasasti Pasir Awi, prasasti ini juga tidak banyak menjelaskan keberadaan kerajaan Tarumanegara, sebab hanya ada goresan yang merupakan pahatan gambar sulur-suluran (pilin) atau ikal yang keluar dari umbi.

Nah, itulah beberapa prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara. Lewat prasasti-prasasti seperti ini, kita bisa mempelajari sejarah-sejarah kerajaan yang pernah berdiri di masa lalu.

No comments:

Powered by Blogger.